Rabu, 13 November 2013

GP Ansor Harus Turut Stabilkan Keamanan Lintas Agama


Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nusa Tenggara Timur (NTT) menekankan pihaknya berkontribusi aktif dalam menjaga keharmonisan masyarakat yang berlatar belakang agama beragam.

"Ansor NTT harus menunjukkan eksistensinya dengan umat lintas agama dalam menjamin stabilitas keamanan di NTT," kata Sekretaris PW GP Ansor NTT Hasim Bapang dalam sambutan acara Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), Jumat (1/11).

Diklat yang diperuntukan bagi anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) tersebut digelar, 1-3 November 2013, di Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Kupang, NTT. Hasim mengatakan, Banser merupakan wadah yang dipersiapkan bagi kader inti GP Ansor. Banser menjadi ujung tombak dari program-program yang dijalankan GP Ansor. 

Menurut Hasim, berlandaskan prinsip kebangsaan, GP Ansor akan aktif dalam aktifitas pengamanan terhadap berbagai kegiatan atau perayaan keagamaan, termasuk non-Islam. Hal ini dilakukan melalui kerja sama dengan pihak kepolisian, Komandan Kodim (Dandim), dan Komando Resort Militer (Korem).

Dia menambahkan, berbagai materi pokok yang akan disuguhkan dalam diklat ini adalah peraturan baris-berbaris (semi militer), penghormatan, dan sistem pengamanan. Selain itu, pendalaman agama, pelatihan skill, serta kewirausahaan.

Asan Sagala Siregar, salah seorang pengurus Pimpinan Pusat GP Ansor, mengatakan, pihaknya memiliki tiga program utama, yakni melaksanakan kaderisasi, pemberdayaan umat melalui usaha ekonomi, serta penanaman nilai kecintaan terhadap Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja).

Menurut Asan, kaderisasi dimaksudkan agar siapapun yang bergabung dalam GP Ansor mengetahui tugas dan fungsinya. Dia berharap, peserta yang lulus dalam diklat ini meningkat wawasannya dan mamu memperbaiki organisasi. (nu.or.id)

Rekrut Anggota Banser, GP Ansor NTT Libatkan Masjid

Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Nusat Tenggara Timur (NTT) melibatkan pengurus atau remaja masjid dari setiap masjid di Kota Kupang dalam proses perekrutan anggota Barisan Ansor Serbaguna  (Banser).  

Rencananya, setiap masjid akan diminta sebanyak lima orang untuk mengikuti pelatihan kader dan menjadi anggota Banser. Demikian dikatakan Komandan Satuan Banser NTT Gulam Ibrahim kepada NU Online di Kantor PWNU NTT, Kamis (3/10).   

"Kita sudah edarkan surat ke setiap masjid, meminta setiap masjid dapat mengirimkan lima orang utusan. Akan dikader di Banser,” katanya. Anggota Banser yang baru, menurut dia, dapat membantu pengamanan masjid dan daerah setempat.




Selain di Kota Kupang, tambahnya, pihaknya juga melibatkan setiap Pimpinan Cabang GP Ansor di masing-masing kabupaten agar merekomendasikan calon anggota sejumlah kebutuhan masing-masing daerah. 

“Rencana berlangsung pada bulan ini. Kita akan lakukan kegiatan dilklat (pendidikan dan latihan) dalam bulan ini," kata Gulam. 

Kepantian kegiatan dikalat sementara berjalan, termasuk menunggu jawaban sejumlah PC Ansor terkait surat yang dilayangkan PW GP Ansor NTT. (pcnubalikpapan)

GP Anshor NTT Bentuk Banser Bela Negara




Gerakan Pemuda (GP) Anshor Nusa Tenggara Timur (NTT) membentuk Barisan anshor serba guna (Banser) bela negara yang bertugas untuk menjaga kerukunan antaragama di daerah ini, serta Banser siaga bencana yang siap membantu korban bencana alam.“Kami telah membentuk Banser bela negara dan siaga bencana,” kata Ketua Pimpinan Wilayah (PW) GP Anshor NTT, Abdul Muis didampingi Komandan Satuan (Dansat) Barisan Ansor Serba Guna (Banser) NTT Gulam Mansur, Kamis, 7 November 2013.
Dua agenda ini dicanangkan GP Anshor mengingat sering muncul berbagai persoalan yang mengganggu kerukunan antarumat beragama. Banser NTT, menurut dia, akan dijadikan garda terdepan bangsa, karena wilayah NTT diapit dua negara yakni Timor Leste dan Australia. “GP Ansor dan Banser NTT akan menjadi Garda terdepan,” katanya.
Banser bela negara ini, katanya, akan mensinergikan berbagai kegiatan lintas agama, yakni pengawalan suasana natal dan hari raya idul adha serta Idul Fitri. “Siapa saja yang akan menganggu kerukunan dan kebersamaan di NTT, akan berhadapkan dengan Banser dan GP Ansor,” tegasnya.
Sedangkan, Banser Siaga Bencana dimaksudkan untuk membantu korban bencana, karena NTT daerah yang rawan bencana. “Kondisi di NTT masuk dalam zona bencana, sehingga banser bisa dilibatkan,” katanya.
Dansat Banser NTT, Gulam Mansur mengatakan, selama tiga bulan ini para anggota banser akan diberikan pelatihan. “Kami akan bekerjasama dengan berbagai pihak seperti TNI, Polri, Basarnas dan Tagana untuk pelatihan ini,” katanya. (nttterkini.com)

Arti Lambang Banser


Arti Lambang Bedge BANSER (Segi Lima)
1.    Kalimat Ya Ilaahi, melambangkan bahwa setiap gerak dan perjuangan BANSER dijiwai dengan ketaqwaan serta mengikuti segala perintah Allah SWT.
2.    Logo Gerakan Pemuda Ansor, melambangkan kesatupaduan langkah BANSER yang tidak bisa dilepaskan dari organisasi induknya yakni GP Ansor.
3.    Gambar Burung Ababil, melambangkan kekuatan umat Islam yang menjunjung tinggi upaya kesejahteraan dan kemakmuran manusia.
4.    Gambar Pita, melambangkan keteguhan BANSER dalam membela, dan mendorong setiap perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan.
5.    Tulisan Nahnu Ansharullah melambangkan sikap BANSER yang saling tolong menolong kepada sesama manusia sebagai hamba Allah SWT.
6.    Warna merah (sebagai dasar logo) melambangkan keteguhan dalam melaksanakan aqidah dan semangat pantang mundur dalam membela keadilan dan kebenaran.
7.    Warna kuning, melambangkan ketulusan, keikhlasan dan kesucian perjuangan.
8.    Warna hijau segitiga, melambangkan keimanan, keadilan dan kemakmuran.
9.    Warna hitam segitiga, melambangkan kesatuan dan persatuan yang kokoh dan kuat.
10.  Segi lima, melambangkan rukun Islam lima dan Pancasila sebagai dasar negara.
11.  Pisau Komando, melambangkan bahwa setiap anggota BANSER siap setiap saat melaksanakan tugas organisasi

Arti Lambang Bedge BANSER (Payung Terjun)
1.    Payung Terjun, melambangkan BANSER siap terjun ke masyarakat dengan kearifan dan kebijakan.
2.    Warna hijau, melambangkan warna kemakmuran.
3.    Warna merah, melambangkan keteguhan dalam melaksanakan aqidah dan semangat pantang mundur dalam membela keadilan dan kebenaran.
4.    Warna Kuning, melambangkan ketulusan, keikhlasan dan kesucian perjuangan.

Arti Lambang Bedge BANSER (Perisai Merah Putih)
Banser siap setiap saat untuk menjaga ketenteraman bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia

Sejarah Berdirinya BANSER


Tahun 1924 berdiri organisasi kepemudaan Syubbanul Wathan yang berarti Pemuda Tanah Air yang berdiri di bawah panji Nahdlatul Wathan yang didirikan oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah dan dipimpin oleh Abdullah Ubaidmelalui media khusus telah memiliki anggota 65 orang. Perkembangan selanjutnya Subbanul Wathan disambut baik oleh Barisan Ansor Serbaguna (Banser) sebagai elemen unsur pemuda sehingga ratusan pemuda mencatatkan diri sebagai anggota, karena aktifitas organisasi ini menyentuh kepentingan dan kebutuhan pemuda saat itu.
Karena Subbanul Wathan telah diterima baik oleh Barisan Ansor Serbaguna (Banser) pemuda maka membentukorganisasi kepanduan yang diberi nama Ahlul Wathan (Pandu Tanah Air) sebagai inspektur umum kwartir Imam Sukarlan Suryoseputro. Kelanjutan perkembangan organisasi ini sampai apada masalah-masalah Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang menitikberatkan pada aspek kebangsaan dan pembelaan tanah air.
Setelah Nahdlatul Ulama (NU) berdiri (31 Januari 1926) kegiatan organisasi agak mengendor karena beberapa orang pengurusnya aktif dan disibukkan untuk mengurus organisasi NU.
Kemudian pada tanggal 24 April 1934 berdirilah organisasi ANO yang berarti Ansoru Nahdlatul Oelama yang dimaksudkan dapat mengambil berkah (Tabarrukan) atas semangat perjuangan para sahabat Nabi dalam memperjuangkan dan membela serta menegakkan agama Allah. Diharapkan kelak senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar sahabat ansor yang selalu bertindak dan bersikap sebagai pelopor dalam memberikan pertolongan untuk menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen yang seharusnya senantiasa dipegang teguh oleh para anggota Gerkan Pemuda Ansor.[2]
Melalui kongres I tahun 1936, Kongres II Tahun 1937 dan Kongres III tahun 1938 memutuskan ANO mengadakan Barisan Berseragam yang diberi nama Banoe (Barisan Nahdlatul Oelama) dengan merinci jenis riyadloh yang diperbolehkan:
  • Pendidikan baris berbaris
  • Latihan Lompat dan Lari
  • Latihan angkat mengangkat
  • Latihan ikat mengikat (Pionering)
  • Fluit Tanzim (belajar kode/isyarat suara)
  • Isyarat dengan bendera (morse)
  • Perkemahan
  • Beljar menolong kecelakaan (PPPK)
  • Musabaqoh Fil Kholi (Pacuan Kuda)
  • Muromat (melempar lembing dan cakram)
Dari perkembangan-perkembangan yang terjadi inilah maka ANO kemudian menjadi Gerakan Pemuda Ansor dan Banoe menjadi Barisan Ansor Serbaguna atau disingkat dengan Banser. (wikipedia)